Menyusun Job Description Berbasis Analisis
Sekarang ini, kerap terjadi fenomena di mana terdapat lowongan pekerjaan yang mempunyai deskripsi pekerjaan yang tidak masuk akal. Misalnya, posisi sebagai IT Support, tetapi pekerjaan yang akan dilakukan mempunyai deskripsi yang mencakup tugas web developer, graphic designer, marketing analyst, hingga content creator. Dengan demikian, para job seeker pun menjadi enggan untuk mendaftar ke dalam posisi itu. Alih-alih mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, organisasi justru menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Selain akan kesulitan dalam mencari calon karyawan yang berkualitas, organisasi pun berpotensi kehilangan karyawan terbaiknya. Job description yang tidak efektif dan akurat dapat membuat karyawan kewalahan hingga merasakan stress akibat pekerjaannya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Irapandi et al. (2025), menunjukkan bahwa job description memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat stress karyawan, yang artinya semakin akurat job description semakin rendah tingkat stress. Tingkat stress pada karyawan sendiri menjadi salah satu faktor dalam meningkatnya intensi turnover (Marlapa, E., & Endri, E. 2024).
Lantas bagaimana caranya untuk membuat deskripsi pekerjaan yang efektif dan akurat? Saat membuat deskripsi pekerjaan, sebaiknya hindari mengira-ngira apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut. Perlu dilakukan analisis jabatan agar deskripsi yang dihasilkan pun akurat dengan apa yang diinginkan.
Analisis jabatan mempunyai langkah preventif untuk menghindari dampak negatif terhadap organisasi dari job description yang tidak akurat, mengingat analisis jabatan juga bertindak seperti sebuah fondasi yang akan mempengaruhi proses selanjutnya. Seperti sebuah efek domino, pelaksanaan analisa jabatan akan berdampak pada proses pembuatan job description, hingga pada tahap evaluasi jabatan!
Apabila analisa jabatan tidak dilakukan dengan benar, hal tersebut akan berdampak pada keahlian karyawan yang tersia-siakan, standar kinerja yang tidak realistis, kurangnya perencanaan SDM, kesalahan saat merekrut talenta, kesenjangan antar talenta, dan motivasi karyawan yang rendah (Mathur & Kapoor, 2021). Oleh karena itu, penting untuk menelaah bagaimana tahapan dalam analisis jabatan dilakukan secara tepat. Proses analisis jabatan dapat dilakukan dengan melakukan benchmarking maupun melakukan wawancara dan observasi secara langsung kepada user dalam posisi yang akan dianalisa.
Masih belum terbayang bagaimana tentang proses analisis jabatan dan deskripsi pekerjaan yang dibuat berbasis analisis jabatan? Tenang saja, Human Recourse Series hadir dengan sebuah workshop online yang dapat memandu Anda untuk membuat deskripsi pekerjaan yang akurat. Dengan kehadiran expert di bidangnya selama lebih dari 15 tahun, Anda mendapatkan cara hingga tips and trick yang dapat menjadi bekal untuk membuat job description yang tepat sasaran.
Tunggu apalagi? Ikuti workshop PartnerInc Public Traning Human Recourse Series: Panduan dan Praktik Langsung Menulis Job Description Berbasis Analisis pada tanggal 9 Agustus 2025!
Referensi
Irapandi, A., Muttaqin, F. Z., Muzhaffar, I. A., & Margana, R. R. (2025). Dampak Jobdesc yang Menumpuk dan Benefit yang Tidak Sesuai terhadap Tingkat Stres Karyawan di suatu Perusahaan. J-CEKI : Jurnal Cendekia Ilmiah, 4(3), 1060–1068. https://doi.org/10.56799/jceki.v4i3.7979
Marlapa, E., & Endri, E. (2024). Work Stress, Organizational Commitment, and Turnover Intention: The Intervening Role of Work Satisfaction. Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen, 10(2), 503. https://doi.org/10.17358/jabm.10.2.503
Mathur, P., & Kapoor, S. (2021). The Missing Link of Job Analysis: A Case Study. Advances in Interdisciplinary Research in Engineering and Business Management, 123–130. https://doi.org/10.1007/978-981-16-0037-1_11
Written by Fathya Kayla Azzahra, HR & Assessment Intern